Profil Desa Mindaka
Ketahui informasi secara rinci Desa Mindaka mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Mindaka, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal. Mengungkap potensi agraris, UMKM unggulan seperti keripik mangrove, dinamika pemerintahan, serta kehidupan sosial budaya masyarakatnya. Informasi akurat dan terkini mengenai desa di jantung Pantura.
-
Pusat Sejarah dan Pemerintahan
Desa Mindaka memiliki nilai historis sebagai bekas ibu kota Kecamatan Tarub, yang membentuk karakter desa yang dinamis dan strategis hingga saat ini
-
Kekuatan Ekonomi Agraris dan Potensi UMKM
Perekonomian desa ditopang oleh sektor pertanian sawah irigasi yang subur dan mulai menunjukkan geliat wirausaha melalui inovasi produk lokal seperti keripik mangrove
-
Dinamika Sosial-Politik yang Unik
Kehidupan masyarakat diwarnai oleh tradisi sosial yang kuat seperti "Temteman" dan memiliki catatan demokrasi yang menarik melalui kontestasi Pilkades antara ayah dan anak pada tahun 2019
Terletak strategis di jalur vital yang menghubungkan pusat pemerintahan dan kawasan pesisir utara Jawa Tengah, Desa Mindaka di Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal, terus menunjukkan geliatnya sebagai wilayah yang dinamis. Dengan akar sejarah yang kuat sebagai bekas pusat pemerintahan kecamatan, Mindaka kini bertransformasi, memadukan potensi agraris yang subur dengan semangat kewirausahaan warganya. Di bawah kepemimpinan Agus Sukanto, desa ini menapaki jalan pembangunan dengan fokus pada pemberdayaan ekonomi lokal dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Desa Mindaka secara geografis menempati posisi penting. Berada di Kecamatan Tarub, wilayah ini menjadi salah satu simpul penghubung di Kabupaten Tegal. Letaknya yang berada di dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7 meter di atas permukaan laut (mdpl) menjadikannya kawasan yang subur untuk pertanian.
Kondisi Geografis dan Demografi
Desa Mindaka terhampar di atas lahan seluas 118,716 hektar. Wilayah ini didominasi oleh topografi datar, yang sebagian besar dimanfaatkan untuk lahan pertanian dan pemukiman. Secara administratif, desa ini terbagi menjadi tiga pedukuhan, yakni Dusun Mindaka, Dusun Pesalakan dan Dusun Tangkil.
Batas-batas wilayah Desa Mindaka secara administratif bersebelahan langsung dengan desa-desa lain di dalam dan di luar Kecamatan Tarub. Di sebelah timur, Mindaka berbatasan dengan Desa Kalijambe dan Desa Brekat. Batas wilayah lainnya menjadi penanda interaksi sosial dan ekonomi dengan kawasan sekitar, menjadikannya titik temu kegiatan masyarakat antar-desa.
Berdasarkan data terakhir dari publikasi "Kecamatan Tarub dalam Angka", luas lahan pertanian di Mindaka mencapai 69 hektar sawah irigasi, yang menunjukkan peran vital sektor ini dalam menopang kehidupan warga. Sementara itu, 42 hektar lahan digunakan untuk area pemukiman yang terus berkembang seiring waktu.
Meskipun data jumlah penduduk spesifik untuk Desa Mindaka pada tahun 2024 belum dirilis secara resmi, data kependudukan akhir tahun 2024 untuk Kecamatan Tarub secara keseluruhan mencatat 94.148 jiwa. Dengan luas wilayah yang ada, kepadatan penduduk di Mindaka mencerminkan karakteristik pemukiman pedesaan yang cukup padat di jalur Pantura, di mana lahan produktif berbagi ruang dengan tempat tinggal warga. Ketiadaan data penduduk desa yang presisi menjadi tantangan dalam perencanaan pembangunan yang lebih terukur, namun pemerintah desa terus berupaya melakukan pendataan internal untuk kebutuhan administrasi dan program.
Sejarah dan Pemerintahan yang Dinamis
Sejarah Desa Mindaka memiliki catatan yang unik dan menjadi fondasi karakter masyarakatnya hingga kini. Menurut penuturan para sesepuh yang tercatat dalam dokumen desa, nama "Mindaka" berasal dari kata "Tumindaka" atau "Tuminda`o" dalam bahasa Jawa, sebuah seruan dari seorang ulama penyebar Islam di masa lampau yang berarti "bertindaklah" atau "bekerjalah". Seruan ini ditujukan untuk menyemangati masyarakat yang saat itu sedang membuka lahan dan membangun pemukiman. Ucapan yang terus diulang ini kemudian melahirkan nama "Mindaka".
Fakta historis yang paling menonjol yakni peran Dusun Tangkil, yang masuk dalam wilayah Desa Mindaka, sebagai ibu kota pertama Kecamatan Tarub pada masa sebelum kemerdekaan. Posisi strategis inilah yang menjadikan Mindaka sebagai pusat pemerintahan, ekonomi, dan sosial pada zamannya, sebuah warisan yang membentuk DNA desa ini sebagai wilayah yang terbuka dan dinamis.
Dinamika ini juga tercermin dalam panggung politik lokalnya. Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) pada tahun 2019 menjadi sorotan media lokal karena menampilkan kontestasi unik antara seorang ayah dan anak kandungnya. Agus Sukanto, sang ayah, bersaing dengan putrinya, Fillya Arum Pandansari. Peristiwa langka ini terjadi karena calon lawan Agus Sukanto mengundurkan diri, dan untuk memenuhi syarat minimal dua calon, sang putri pun maju.
Agus Sukanto akhirnya terpilih dan kini menjabat sebagai Kepala Desa Mindaka periode 2019-sekarang. Dalam sebuah wawancara dengan media Pantura Post pada Oktober 2019, ia menyatakan, "Yang pasti visi misi kita sama, untuk memajukan desa yang amanah, sejahtera dan memberi maslahat bagi Desa Mindaka ini." Pernyataan ini menjadi cerminan komitmen bersama keluarga tersebut untuk membangun desa, terlepas dari kompetisi politik yang terjadi. Di bawah kepemimpinannya, Pemerintah Desa Mindaka menjalankan roda administrasi dan pembangunan dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) 2021-2026.
Perekonomian Berbasis Agraris dan Tumbuhnya Wirausaha Lokal
Tulang punggung perekonomian Desa Mindaka ialah sektor pertanian. Hamparan sawah irigasi seluas 69 hektar menjadi sumber utama penghidupan bagi sebagian besar penduduk. Para petani di Mindaka, yang tergabung dalam berbagai kelompok tani, menjadi garda terdepan dalam menjaga ketahanan pangan lokal. Pemerintah desa, melalui berbagai program, berupaya mendukung sektor ini, salah satunya melalui program Padat Karya Tunai Desa (PKTD) yang bertujuan memberdayakan masyarakat dalam pembangunan infrastruktur penunjang pertanian sekaligus memberikan pendapatan tambahan.
Namun Mindaka tidak hanya bertumpu pada padi. Seiring perkembangan zaman, semangat wirausaha mulai tumbuh di kalangan masyarakat, terutama generasi mudanya. Salah satu potensi yang mulai digarap serius yakni pengembangan produk olahan lokal. Berdasarkan data Wirausaha Pemuda Kabupaten Tegal, tercatat adanya inovasi produk "Keripik Buah Mangrove" yang berasal dari Desa Mindaka. Meskipun informasi mengenai skala usaha dan pemasarannya masih terbatas, kemunculan produk ini menandakan adanya kreativitas dalam memanfaatkan sumber daya alam sekitar menjadi produk bernilai ekonomi.
RPJMDes Mindaka 2021-2026 juga mengamanatkan penguatan ekonomi melalui Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Visi ini diarahkan untuk menciptakan diversifikasi ekonomi agar masyarakat tidak hanya bergantung pada sektor pertanian yang terkadang rentan terhadap perubahan iklim dan fluktuasi harga. Pendampingan dan pelatihan bagi para pelaku UKM menjadi salah satu fokus pemerintah desa untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk lokal.
Kehidupan Sosial Budaya dan Keagamaan
Kehidupan masyarakat Desa Mindaka sangat diwarnai oleh nilai-nilai kebersamaan dan religiusitas. Semangat gotong royong, yang telah menjadi bagian dari sejarah terbentuknya desa, masih terasa kental dalam berbagai aktivitas sosial. Salah satu tradisi unik yang masih hidup, khususnya di Dusun Pesalakan, ialah tradisi "Temteman". Sebuah penelitian akademis dari UIN Saizu Purwokerto (2025) mengkaji tradisi ini sebagai bentuk pemberian sukarela saat hajatan yang mengandung kewajiban sosial untuk membalas di kemudian hari. Tradisi ini menjadi perekat sosial, meskipun di sisi lain juga menghadirkan dinamika tersendiri dalam hubungan keluarga terkait pengelolaan finansial.
Di bidang keagamaan, nuansa Islami sangat kental terasa. Kegiatan keagamaan aktif diselenggarakan di 3 masjid dan 14 mushola yang tersebar di seluruh desa. Selain itu, kesenian yang bernapaskan Islam seperti Rebana dan Samroh juga tumbuh subur. Dokumen RPJMDes menyebutkan bahwa pembinaan terhadap kelompok-kelompok kesenian ini menjadi salah satu prioritas dalam bidang kemasyarakatan untuk memastikan kelestariannya.
Peran organisasi kepemudaan, Karang Taruna, juga cukup sentral dalam menggerakkan kegiatan sosial dan pengembangan generasi muda. Mereka kerap dilibatkan dalam berbagai program desa, mulai dari kegiatan keagamaan hingga inisiatif pemberdayaan masyarakat, berfungsi sebagai mitra strategis pemerintah desa dalam membina generasi penerus.
Menyongsong Masa Depan
Desa Mindaka, dengan segala kekayaan sejarah, potensi sumber daya, dan dinamika sosialnya, berdiri sebagai contoh sebuah desa di jalur Pantura yang terus bergerak maju. Tantangan ke depan tentu tidak sedikit, terutama terkait kebutuhan akan data yang akurat untuk perencanaan yang lebih presisi, peningkatan skala UMKM lokal agar mampu bersaing lebih luas, serta regenerasi petani.
Namun, dengan fondasi agraris yang kuat, semangat wirausaha yang mulai bersemi, serta modal sosial berupa kebersamaan dan pemerintahan yang stabil, Desa Mindaka memiliki bekal yang cukup untuk menghadapi tantangan tersebut. Kolaborasi antara pemerintah desa di bawah kepemimpinan Agus Sukanto, lembaga kemasyarakatan, dan seluruh warga akan menjadi kunci untuk mewujudkan visi desa yang maju, sejahtera, dan berdaya saing, sejalan dengan semangat "Tumindaka" yang menjadi cikal bakal namanya.
